عن اْبي هريرة ض اْن رسول الله ص قا ل : والذي نفسي بيده لقد هممت اْن امر بحطب
فيحتطب. ثم امر با الصلاة فيؤذن لها, ثم لمر رجلا فيؤم الناس.ثم اخالف الى رجال لا يشهدون الصلاة فاْ حرق عليهم بيوتهم, والذي نفسي بيده لو يعلم احدهم اْنه يجد عرقا سمينا اْو مرماتين حسنتين, لشهد العشاء (متفق عليه واللفظ للبخاريَ – نيل الاْوطار (3 : 150 – سبل السلام 2 : 18)
Ibadah shalat bukan sekedar ibadah cangkang tanpa isi, bukan gerakan-gerakan tanpa aplikasi, shalat bukan sekedar mengajarkan harus sesuai antara ucapan dan perbuatan, bukan juga sekedar mengajarkan kejujuran untuk diri pribadi yang melaksanakannya saja, melainkan kejujuran yang dapat disaksikan oleh khalayak umum. Shalat yang jumlah roka’atnya dua harus benar-benar dua raka’at seperti shalat subuh, shalat yang tiga raka’at harus benar-benar tiga raka’at seperti shalat maghrib serta shalat yang empat raka’at harus benar-benar empat roka’at seperti shalat dzuhur, ‘ashar dan isya. Kejujuran pada shalat tersebut akan terlihat oleh khalayak umum jika memang shalatnya tidak munfarid (sendirian) alias berjama’ah.
Banyak beberapa hadits yang menganjurkan umat muslim supaya melaksanakan shalat dengan berjama’ah separti hadits-hadits yang diriwayatkan oleh imam al Bukhori, Muslim, Ahmad, Turmudzi, Nasa-I, Abu daud dan Ibnu Majah, al Daroquthnie, Ibnu Hibban dan al Hakim. Bahkan ulama-ulama hadits seperti al Syaukani dan Ibnu Hajar al Asqolani membuat bab khusus yang memmbahas tentang shalat berjama’ah ini. Meski hukum shalat bejama’ah ini terdapat beberapa pndapat yang tidak sama, namun dari sekian pendapat yang lebih selamat untuk afdhaliyyah amal kita adalah dengan melaksanakan shalat secara berjama’ah. Keutamaan shalat berjama’ah ini catatan pahalanya 27 derajat orang yang melaksanakan shalat secara berjama’ah berbanding 1 derajat orang yang melaksanakan shalat secara sendiri. Namun tidak dimungkiri juga katika tawaran baik dari Allah ini sangat teramat berat tuk dijalankan, lantaran dengan berbagai alasan kesibukan dan lain sebagainya. Hanya saja yang mamapu mengindahkan tawaran baik dari Allah ini adalah orang –orang yang khusyu’, sebagaimana dalam firmannya Qs. Al Baqoroh 2 : 43-45) :
   •      ••          .     •    
Dari keterangan diatas, kita dapat mengambil beberapa pelajaran terkait shalat berjama’ah :
1. Sangat dianjurkan sekali oleh nabi saw bahkan walau dalam keadaan merangkak sekalipun
2. Shalat berjama’ah adalah salah satu tolak ukur hasil dan tidak hasilnya upaya memakmurkan baitullah
3. Alangkah naifnya kalau terdapat sebuah masjid yang bangunannya terlihat begitu mewah, namun kosong dari jama’ah yang melaksanakan shalat berjama’ah; bahkan satu shaff pun tidak penuh
4. Kaum muslimin harus mempunyai semangat memelihara kemakmuran masjid disamping semangat membangunnya
5. Layaknya tidak diceritakan ketika kumandang adzan terdengar bahkan lokasi masjidnya pun sangat dekat, tapi shalat mencukupkan dirumah saja
6. Bukankah didalam memilah-milah kita lebih suka yang paling utama? Bukankah pula shalat berjama’ah itu pahalanya lebih utama?
7. Yang memakmurkan masjid adalah kaum muslimin, kalau bukan kalau bukan oleh kaum muslimin lantas mau sama siapa?
8. Berjama’ah shalat termasuk kedalam alkhairot, maka dari itu mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan